bab 21 akhlak lil banin jilid 4

21
Dendam dan dengki
1.      Katahuilah dendam itu akibat marah. Apabila manusia marah keada seseorang dan tidak dapat membalas dendam kepadanya, kembalilah marah itu kedalam batin, lalu dia menjadi dendam. Orang  yang dendam tetap menunggu kesempatan hingga dia membalas dendam kepada orang yang dibencinya.
Sebagaimana penyair berkata :
Sesungguhnya musu itu walaupun
Menunjukkan perdamaian
Jika merasa kuat, pada suatu hari
Ia akan menyerang
Dendam itu haram dan sangat tercela, seperti dengki. Artinya dia mengharapkan kehilangan kenikmatan dari orang yang menjadi sasaran dengki.
Allah ta’ala berfirman “ ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia24 yang allah telah  berikan kepada manusia itu ? (qs. An-nisa’ : 45).
“dan dari kejahatan orang yang mendengki bila dia dengki” (al-falaq : 5).
Nabi saw bersabda : “ dendam dan dengki itu memakan pahala berbagai kebaikan seperti api memakan kayu.”
Beliau bersabda : “ orang mukmin itu tidak pendendam”
Sebdanya juga : “ bukan termasuk golonganku orang yang mempunyai rasa dengki, melakukan namimah (mengdu domba) maupun pergi ke dukun dan akupun bukan dari golongannya.”
Adapun rasa iri yaitu mengharapkan keadaan seperti orang yang menjadi sasaran iri hatinya tanpa mengharapkan kehilangan kenikmatan itu, maka sifat itu terpuji karena ia menimbulkan persaingan yang sehat.
Rasa iri dalam berbagai urursan kebaikan justru di anjurkan. Allah ta’ala berfirman : “ …..untuk hal yang demikian itu hendaknya orang-orang berlomba-lomba” (al-muthatffifin: 26).
Dalam hadist di sebutkan : “ orang mukmin itu iri hati, sedang orang munafik itu mendengki.” Dalam hadits yang lain : “ telah menjalar kepada kamu penyakit umat-umat sebelum kamu yaitu dengki dan kebenciaan. Itulah yang akan mencukur. Aku tidak mengatakan : ia mencukur rambut, tetapi mencukur agama.
Demi allah yang menguasai nyawaku, kamu tidak akan masuk syurga hingga beriman dan tidaklah kamu beriman hingga saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yan jika kamu lakukan, maka kamu saling mencintai ? sebarkanlah salam diantara kamu.”
2.      Dendam dan dengki menyebabkan kepayahan hati dan bahaya tubuh. Sayyidina ali kw. Berkata : “ kesehatan tubuh di sebabkan sedikit rasa dengki.”
Imam al-ashma’I berkata : “ aku berkata pada seorang dusun yang berusia 120 tahun: alangkah panjang umurmu ? orang itu menjawab : “ aku tinggalkan rasa dengki, maka aku berumur panjang.”
Tidaklah lebih menyenangkan bagi manusia dan tidaklah lebih menjauhkan kesusahannya daripada hidup dengan hati bersih, tidak mendengki dan tidak mendendam terhadap seorangpun. Dan seperti inilah keadaan rasulullah saw. Dalam hadits di jelaskan : “ janganlah sala seorang diantara para sahabatku menyampaikan kabar sesuatu kepadaku tentang seseorang, karena aku ingin keluar menghadap kalian dalam keadaan bersih hati.”
Diantara doa rasululah saw : “ yang allah setiap nikmat yang aku rasakan pada waktu pagi dan dirasakan oleh seorang makhlukMu maka ia berasal darMu saja. Tiada sekutu bagiMu, bagiMulah segala puji dan syukur.”
Dalam hadits disebutkan : “ rasulullah saw ditanya  : manusia manakah yang paling utama? “ beliau menjawab “ setiap orang yang bersih hati dan benar lisannya.” Ada yang mengatakan : Benar lisannya kami ketahui, maka apakah arti bersih hati ? rasulullah saw menjawab: “ ia adalah orang yang bersih hatinya dan bertaqwa tidak berdosa dan tidak berbuat zhalim, tidak  mendendam dan tidak mendengki.”
Allah telah menggambarkan kaum muslimin yang benar melalui firmanNya : “ dan orang yang datang sesudah mereka ( muhajirin dan anshar) mereka berdoa : “ ya allah beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya allah sesungguhnya engkau maha penyantun lagi maha penyayang,” (al-hasyr: 10).
Penyair berkata :
Hai pencari kehidupan yang aman
Dan tentram, semata-mata
Tanpa kekeruhan, bersih tanpa
Kotoran
Bersih hatimu dari dendam
dan dengki
dendam di dalam hati seperti belenggu di leher,
3.      Ketahuilah pengaruh-pengaruh buruk dari dendam dan dengki tidak menimpa seorang saja, tetapi meluas kepada masyarakat. Maka itu menyebabkan berbagai bahaya yang sangat dan menimbulkan api fitnah serta permusuhan, sehingga terjadi pemutus hubungan antara saudara dan anggota keluarga serta suku.
Rasulullah saw mencela pemutus hubungan : “janganlah kamu saling membenci, mendengki, menjauhi dan memutuskan hubungan. Akan tetapi jadilah kamu hamba-hamba allah yang bersaudara. Di haramkan bagi seorang muslim menjauhi saudaranya lebih dari tiga hari.”
Dalam hadits lain : barang siapa menjauhi saudaranya lebih dari tiga hari, lalu dia mati, maka dia masuk neraka.”
Rasulullah saw bersabda : “ di buka pintu-pintu syurga pada hari senin dan kamis. Maka setiap hamba yang tidak mempersekutukan allah dengan sesuatu apapun diampuni dosanya, kecuali orang yang masih berlangsung permusuhan di antara dia dan saudara maka di katakana : “ tundalah kedua orang ini sampai keduanya berdamai. Tundalah kedua orang ini sampai keduanya berdamai.”
Rasulullah saw pun bersabda : “ allah azza wajalla mengawasi hamba-hambanya di malam pertengahan (nisfu) sya’ban, lalu mengampuni orang-orang yang memohon ampun dan merahmati orang orang yang memohon rahmat serta menunda orang-orang yang mendendam sebagaimana keadaan mereka.”
4.      Sebab-sebab dengki itu banyak diantaranya :
Permusuhan dan kebencian : orang yang dengki tidak ingin musuhnya memiliki sesuatu keutamaan. Oleh karena itu dia mengdengki terhadapnya atas kenikmatan itu.
Meninggikan diri dan bersikap sombong. Dia tidak rela seseorang menampakkan suatu sifat baik, agar tidak menyombongkan sifat itu kepadanya , oleh sebab itu dia mengharapkan tidak ada kebaikan padanya (orang lain).

Takut tidak mencampai maksudnya ini biasanya terjadi antara teman dan kerabat. Sesame saudara saling mendengki atas timbulnya kedudukan di dalam hati ayah dan ibu. Sesame murid saling mendengki karena mendapat kedudukan di sisi guru. Sesame pedagang saling mendengki karena banyak langganan, dan lain-lain. Sebagaimana dikatakan : musuh manusia ialah orang yang berkerja seperti pekerjaannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

terjemah kitab at - taqriratus sadidah

SOAL SAFINATUN NAJA UNTUK SMP 1 , 2 DAN 3

Kitab Puasa Kitab At-Taqriratus sadidah Fiqih imam syafi'i (belum di revisi)