25 Mengadu domba dan melapor kepada Manusia (jilid 4 / IV)
1.
Namimah
ialah menyampaikan omongan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak
dan memfitnah di antara mereka. Namimah termasuk dosa besar karena menimbulkan
kerusakan besar dan lebih berat daripada gibah.
Allah swt berfirman : “ dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang
banyak bersumpah lagi hina. Yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur
fitnah.” (al-qalam:10-11)
Rasulullah saw bersabda : “tidaklah masuk syurga pangadu domba.”
Rasulullah saw juga bersabda : “ yang paling dicintai allah
diantara kamu ialah orang-orang yang terbaik akhlaknya dan orang-orang yang
erendahkan diri yang mencintai dan dicintai. Sesungguhnya yang paling di benci
allah diantara kamu ialah orang-orang yang berjalan mengadu domba, yang memecah
belah diantara sesame saudara dan suka mencari kesalahan orang-orang yang tidak
bersalah.”
Sabdanya pula : “sesungguhnya namimah dan dendam mengira disiksa
itu buka karena melakukan dosa besar. Sesungguhnya itu adalah dosa besar yaitu
yang satu berjalan dengan mengadu domba, sedang yang lain tidak membersihkan
(mensucikan) anggota badan dari kencing.”
2.
Yahya
bin aktsam berkata : orang yang mengadu domba itu lebih jahat dari orang yang
mendengki pengadu domba berbuat dalam sesat apa yang tidak dilakukan oleh
tukang sihir dalam sebulan.
Dikatakan perbuatan mengadu domba lebih berbahaya dari perbuatan
setan, karena perbuatan setan di lakukan dengan khayalan dan godaan, sedangkan
perbuatan mengadu domba dengan berhadapan dan memandang. Di katakana : siksa
kubur itu ada tiga bagian : sepertiga karena ghibah sepertiga karena tidak suci
dari kencing dan sepertiga karena namimah.
3.
Jangan
pula kamu melakukan si’aayah yaitu menyampaikan omongan dan berita kepada orang
yang ditakuti karena kekerasannya, misalnya, para penguasa dan pemimpin. Hal
itu bertujuan untuk membujuk mereka agar mengganggu orang yang disebutkan
kepadanya, dengan mengajarkan membunuh atau merampas hartanya. Si’aayah itu
lebih keji daripada namimah dan dosanya dilipatgandakan.
Dalam hadits di jelaskan : “barangsiapa mengadu orang yang tidak
bersalah kepada penguasa, maka dia bukan halal.”
Yang lebih jahat lagi daripada pengadu domba adalah orang yang
mempunyai dua lisan dan dua wajah. Yaitu yang menyampaikan omongan dua orang
yang saling bermusuhan, dari yang satu kepada yang lain, sedang namimah adalah
menyampaikan omongan salah satu pihak saja.
Rasulullah saw bersabda : “barang siapa mempunyai dua wajah
didunia, maka kelak mempuyai dua lisan dari api neraka di hari kiamat.”
Beliau bersabda pula : “kalian akan mendapati sejahat-jahat orang
pada hari kiama di sisi allah yaitu pemilik dua muka yang mendatangi pihak ini
dangan satu muka dan mendatangi pihak itu dengan muka lain.”
4.
Apabila
kamu diganggu oleh seorang pelaku namimah, maka hendaklah memperhatikan enam
perkara berikut ini :
-
Jangan
mempercayainya karena pelaku namimah itu fasik dan ditolakkesaksiannya.
Allah ta’ala
berfiman : “hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu,: (al-hujurat:6).
Datang kepada
sayyidina ali bin husein ra,. Lalu menyampaikan omongan orang lain terhadapnya.
Maka beliau bersabda : “marilah kita pergi kepadannya.” Kemudian sayyidina ali
pergi bersamanya sementara orang itu beranggapan bahwa sayyidina akan membela
dirinya. Ketika tiba kepadanya sayyidina ali berkata : “hai saudaraku jika apa
yang kamu katakana tentang diriku adalah benar maka semoga allah mengampuni
dosa-dosaku. Jika bohong semoga allah mengampuni dosamu.”
-
Kedua
hendaklah kamu membencinya karena swt, dan kamu wajib membenci orang yang
dibenci allah. Bagaimana tidak sedangkan kebiasaan pelaku namimah adalah dusta
dan gibah, curang dan khianat perilakunya adalah dengki dan merusak antara
orang. Pelaku namimah adala musuh bagimu. Ia telah mengeruhkan kejernihan dan
berupaya memecah belah antara kamu dan para kekasihmu serta berani memakimu.
Penyair berkata
:
Barang siapa
yang mengabai bahwa
Seseorang
memakimu,
Maka dialah
yang memaki,
Bukan orang
yang memakimu.
Itu adalah
sesuatu yang tidak
dilakukannya
terhadapmu
yang salah iaah
orang yang memberi
tahu kamu.
Mengapa dia
tidak membelamu jika
Dia benar
melakukan pembelaan
Didekat orang
yang menganiayamu.
Sebagaimana
pelaku namimah ialah menyampaikan omongan orang lain kepadamu; diapun
menyampaikan omonganmu kepada orang lain.
Imam hasan
al-bishri rahimahullah berkata : “ barangsiapa yang mengadu domba kepadamu,
pastilah dia akan diadu orang lain.”
Penyair berkata
:
Janganlah kamu
terima namimah
Yang di
sampaikan kepadamu
Dan
berhati-hatilah dari orang
Yang
menyampaikan kepadamu. Sesungguhnya orang yang menyampaikan
Namimah itu
kepadamu,
Akan melakukan
seperti itu yang telah
Dirancang
Penyair lain
berkata :
Barang siapa
melakukan namimah kepada
Orang-orang,
maka tidaklah aman
Teman-temannya
dari gangguannya dan tidak aman dari kejahatannya.
-
Hendaklah
kamu menyuruh meninggalkan namimah dan melarang dari kebiasaan itu. Firman
allah ta’ala “….dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar….”
(luqman:17).
-
Janganlah
kamu berburuk sangka kepada saudaramu yang tidak ada, karena hal itu haram dan
tidak timbul kecuali dari orang yang perbuatannya buruk.
Sebagaimana
mutanabbi rahimahullah berkata :
Apabila buruk
perbuatan seseorang
Buruklah
sangkaannya
Dan dia pun
mempercayai kecurigaan yang biasa di lakukannya.
Dia memusuhi
para pecintanya dengan
Perkataan
musuh-musuhnya
Dan terjerumus
dalam gelapnya keraguan.
-
Janganlah
kamu memata-matai saudaramu dan janganlah menyelidiki kebenaran omongan pelaku
namimah sesuai firman allah ta’ala “….dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan
orang lain…” (al-hujurat:12).
-
Janganlah
kamu ceritakan omongan pelaku namimah kepada seseorang agar kamu tidak menjadi
pelaku namimah dan gibah, sehingga kamu terjerumus dalam suatu yang dilarang
bagimu.
5.
Walaupun
omongan pelaku namimah itu benar, tetapi kebenaran buruk. Seorang bijak berkata
: “kebenaran itu menghiasi setiap orang. Kecuali orang-orang yang mengadukan
seseorang tidak bersalah kepada penguasa. Orang tersebut paling tercela dan
berdosa jika benar.”
Komentar
Posting Komentar
Mohon saran,,,,,,,
semoga apa yang kita baca memberikan manfaat