26 Cara para pelaku namimah berbuat kerusakan (akhlak lil banin jilid 4 / IV) al ustaz umar al-baradja


1.      Di ceritakan seorang laki-laki kematian saudara perempuannya. Ketika dia di kuburkan, dari kantong orang  itu terjatuh sepotong emas yang dibawanya. Kemudian kemudian pada suatu malam dia kembali membongkarnya. Ternyata kuburan itu penuh dengan api. Kemudian dia kembali kepada ibunya dan berkata : “ceritakan kepadaku kemungkaran apa yang dulu pernah di lakukan saudara perempuanku?”. Ibunya menjawab: “aku tidak mengetahui suatu kemungkaran, kecuali dia keluar pada waktu malam, lalu mendengarkan apa yang dilakukan orang-orang dipintu-pintu para tetangga dan menyampaikan namimah dengan omongan itu sehingga terjadi fitnah diantara mereka sebab itu.” Maka orang itu berkata : “itulah sebabnya.” Kemudian dia menceritakan keadaan saudara perempuannya kepada ibunya.
2.      Hammad bin salamah rahimahullah berkata : seorang laki-laki menjual seorang budak dia berkata kepada pembeli : “dia tidak punya cacat, kecuali namimah.” Pembeli itu berkata : “aku setuju.” Maka diapun membelinya dan tinggallah budak itu beberapa hari.
Kemudian budak itu berkata kepada istri tuannya : sesungguhnya tuanku tidak mencintai nyonya dan dia ingin kawin dengan seorang sahaya perempuan. Maka ambillah pisau cukur dan cukurlah beberapa halai rambut belakangnya pada waktu dia tidur, hingga nyonya bisa menyihirnya, yang akhirnya dia mencintai nyonya.
Kemudian budak itu berkata kepada tuannya : “sesungguhnya istri tuan mempunyai tunangan dan dia ingin membunuh tuan. Maka pura-puralah tuan tidur hingga tuan mengetahui perbuatan itu.” Kemudian tuannya pura-pura tidur. Lalu perempuan itu datang membawa pisau cukur. Maka tuannya menyangka bahwa sang istri akan membunuhnya, secara langsung dia bangkit dan membunuh istrinya. Setelah kejadian itu datanglah keluarga si istri  dan membunuh suaminya. Maka timbullah pertumpahan darah di antara kedua suku, dan hal ini akibat “namimah.”
3.      Seorang laki-laki mengadukan seseorang kepada umar bin abdul aziz rahimahullah. Kemudian umar berkata kepadanya : “haii orang ini jika kamu mau, kami periksa urusanmu. Oleh karena itu jika kamu berdusta, maka kamu masuk dalam hokum ayat berikut : “hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti…” (al-hujurat:6).
Jika kamu berkata benar maka kamu masuk si bawah ayat hokum berikut : “ yang banyak mencela yang kian kemari menhambur fitnah.” (al-qalam:11). maka terdiamlah orang itu dan tidak dapat memberikan jawaban.
4.      Bakhr bin Abdullah berkata : ada seseorang laki-laki yang suka mendatangi seorang raja. Kemudian dia berdiri dihadapan raja lalu berkata : berbuat baiklah kepada orang yang berbuat baik karena kebaikannya. Sebab, orang yang berbuat buruk dan dicukupi keburukannya.” Maka seorang laki-laki mendengkinya atas kedudukan dan omong itu lalu mengadukannya kepada raja. Dia berkata : “ orang yang berdiri didepan tuan dan mengucapkan perkataan itu beranggapan bahwa tuan berbau busuk pada mulutnya.”
Kemudian raja itu bertanya kepadanya : “bagaimana hal itu bisa terbukti olehku ? orang itu menjawab : “panggillah dia agar menghadap tuan. Jika dia mendekat, pasti meletakkan tangan di atas hidungnya, agar tidak mencium bau busuk.”
Kemudian raja memerintahkan kepadanya : “pergilah hingga aku selidiki.” Lalu ia keluar dari tempat raja kemudian memanggil orang itu kerumah, lalu memberinya makan yang megandung bawang putih.
Setelah itu dia keluar dari rumah orang itu dan berdiri di hadaapn raja menurut kebiasaannya kemudian orang itu berkata : “berbuat baiklah kepadaku kebaikan karena kebaikannya, sebab kejahatanakan akan dicukupi oleh kejahatannya.”
Lalu raja berkata kepadanya : “ mendekatlah kepadaku.” Maka iapun mendekat kepadanya sambil meletakkan tangan di mulutnya karena takut raja mencium bau bawang putih. Raja percaya bahwa si fulan berkata benar .”
Biasanya apabila raja menulis surat selalu menetapkan (memberikan) hadiah atau santunan kemudian raja menulis surat kepada seorang petugasnya : apabila datang kepadaku pembawa suratku ini maka sembelihlah dia dan isi kulitnya dengan tanah, lalu kirimkan ia kepadaku.” Orang itu mengambil surat itu dan keluar. Kemudian dia bertemu dengan orang yang mengadukannya. Orang itu bertanya : surat apakah itu? Orang itu menjawab tulisan raja bagiku untuk memberi santunan.” Orang tadi berkata : ‘ia untukmu. Lalu iapun mambawa kepada petugas. Maka petugas itu berkata : dalam suratmu itu aku di perintahkan menyembelih dan mengulitimu. Surat raja tidak dapat di ganggu gugat.”

Akhirnya ia pun menyembelih dan menguliti serta mengisi kulitnya dengan pasir, lalu mengirimkannya kepada raja. Setelah itu orang tadi kembali kepada raja dan mengucapkan perkataannya seperti biasa. Raja merasa heran dan bertanya : apa yang terjadi dengan surat itu orang tadi menjawab : “ si fulan bertemu denanku, lalu meminta surat itu dariku. Maka akupun memberikannya kapada orang itu.” Raja berkata : dia menceritakannya kepadaku bahwa kamu menganggap mulutku berbau busuk .” orang tadi berkata : “ aku tidak mengatakan begitu raja bertanya : “mengapa kamu meletakkan tangan di mulutmu ?” orang tadi menjawab : karena dia memberiku makanan yang mengandung bawang putih. Maka aku tidak suka tuan menciumnya.” Raja berkata : “pulanglah ke tempatmu. Cukuplah pelaku kejahatan mendapat balasan atas kejahatannya.” Kemudian raja memberinya santunan berupa harta yang banyak.

note: 
untuk mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap mengenai akhlak lil banin semua jilid silakan menghubungi toko-toko kitab terdekat di kota anda. silakan anda membeli cetakan yang asli.
semoga ilmu kita bermanfaat amin....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

terjemah kitab at - taqriratus sadidah

SOAL SAFINATUN NAJA UNTUK SMP 1 , 2 DAN 3

Kitab Puasa Kitab At-Taqriratus sadidah Fiqih imam syafi'i (belum di revisi)