pembukaan ta'lim muta'allim dan kata pengantarnya beserta sejarah syaikh zarnuji




TERJEMAH
KITAB TA’LIM MUTA’ALLIM


BIMBINGAN BAGI PENUNTUT ILMU PENGETAHUAN


















SAMBUTAN
بِسْمِ الله الرحمَنِ الحيمِ
اَلْحَمْد الله الولى الغفار, والصلاة والسلام على نورالانوار, وسرالاسرار, وترياق الاغيار, ومفتاح باب اليسار, سيدنا محمد النبى المحتار واله الاطهار, واصحابه الاخيار عددنعم الله وافضاله. اما بعد.
Alhamdulillah.
Kitab Ta’lim Muta’allim, begitu namanya yang terkenal yang berarti “memberikan tuntunan kepada penuntut ilmu”, telah di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh penulis/pengarang muda Drs.Aliy As’ad, yang sungguh banyak karya terjemahnya.
Kitab ini amat penting menjadi bacaan di pondok pesantren. Bacaan wajib, ketika sang santri mulai belajar. Entah sudah berapa ratus ribu atau entah sudah berapa juta sejak dulu hingga sekarang para kiyai yang ketika belajar dahulu membaca kitab ini.
Sebab kitab ini di wajibkan hamper diseluruh pesantren di Indonesia. Ia kitab itu merupakan semacam kode ethiek bagi santri baik ketika masih menuntut ilmu, maupun ketika kelak sudah menjadi orang, bagaimana ia harus bersikap terhadap ilmu, terhadap kitab, terhadap guru, mengamalkan ilmu dan lain-lainnya. Dan benar tidaknya supaya diuji berdasarkan kitab-kitab yang ada. Dan nyatanya kemamfaatannya juga besar. Sekalipun disana-sini ada orang mengatakan ada juga kenegatifannya hal itu biasa sebagai suatu karya.  Tetapi apabila tata tertib itu memang berlandaskan al-qur’an as-sunnah betapapun sebagai muslim, kita harus mengakui kebenarannya.
Dalam kitab ini ada yang kelihatan ganjil, yaitu ketika mengutip kata-kata Imam Abu chanifah kepada rekan-rekan sahabatnya yang juga menjadi guru (dosen)
عظمواعمائماكم ووسعوااكمامكم
(Buatlah  besar serban-serbanmu, buat pula lebar akan lengan bajumu). Beliau berkata demikian, agar ilmu dan pemilik ilmu tidak di anggap enteng.
Ternyata kata-kata Imam Abu chanifah, yang sudah seribu tahun yang lalu itu, dipraktekkan dunia universitas sekarang ini, misalnya para dosen/guru besar memakai toga (baju resmi ketika upacara ilmiah berwarna hitam, pakai muts segala macam), demikian pula para mahasiswa yang tammatan ketika upacara wisuda.
Maksudnya ? agar kelihatan wibawa ilmiahnya, tetapi juga tidak jarang, yang sorbannya besar,  memakai toga segala macam, ilmunya ya biasa saja. Ada baiknya, buku ini dibaca oleh mereka yang belajar diluar pesantren , dan siapa tahu mereka bisa mengamalkan, sebab bukankah prinsipnya ilmu pengetahuan itu dimana-mana tetap ilmu pengetahuan juga ?
Mudah-mudahan buku ini bermanfaat. Amien
Yogyakarta, 9 desember 1978  ( moh tolchah mansoer)

Daftar isi
Pengantar edisi baru
Sambutan
Daftar isi
Pendahuluan edisi baru
Mukaddimah kitab
a.       Latar belakang penyusun
b.      Judul dan isi buku
Fasal 1
Pengertian ilmu, fiqih dan keutamaanya
a.       Kewajiban belajar
b.      Kemuliaan ilmu
c.       Belajar ilmu akhlak
d.      Ilmu fardlu dan ilmu haram
e.      Definisi ilmu
Fasal 2
Niat dalam belajar
a.       Niat belajar
b.      Niat baik dan buruk
c.       Lesatnya ilmu
d.      Pantangan orang berilmu
Fasal 3
Memilih ilmu, guru, teman dan tentang ketabahan
a.       Memilih ilmu
b.      Memilih guru
c.       Sabar dan tabah
d.      Memilih teman
Fasal 4
Penghormatan terhadap ilmu dan ulama’
a.       Menghargai ilmu
b.      Menghormati guru
c.       Memuliakan kitab
d.      Menghormati teman
e.      Sikap khidmat
f.        Pemilihan bidang studi
g.       Posisi tempat duduk
h.      Menghindari akhlak tercela
Fasal 5
Ketekunan, kontinuitas dan minat
a.       Kesungguhan hati
b.      Kontinuitas belajar
c.       Menyatuni diri
d.      Cita-cita luhur
e.      Kemutlakkan ilmu
f.        Penyebab malas
g.       Cara mengurangi makan
Fasal 6
Permulaan belajar, kuantitas dan tertib belajar
a.       Hari mulai belajar
b.      Kuantitas pelajaran
c.       Kualitas pelajaran
d.      Membuat catatan
e.      Memahami pelajaran
f.        Berdo’a
g.       Diskusi ilmiah
h.      Pendalaman ilmu
i.         Pembiayaan ilmu
j.        Bersyukur
k.       Pengurbanan demi ilmu
l.         Tama’ dan loba
m.    Lillahi ta’ala
n.      Methoda menghafal
o.      Masa tenggang
p.      Tisp belajar
Fasal 7
Tawakkal
a.       Pengaruh rizki
b.      Hidup prihatin
c.       Ilmu minded
Fasal 8 : waktu keberhasilan
Fasal 9
Kasih sayang dan nasehat
a.       Kasih sayang
b.      Menghadapi kedengkian
c.       Berfikir positif
Fasal 10
Istifadah
a.       Saat mengambil pelajaran
b.      Pelajaran sesepuh
c.       Rendah diri
Fasal 11
Waro’ ketika belajar
a.       Arti waro’
b.      Menghadap kiblat
c.       Pranata spiritual
Fasal 12
Penyebab hafal dan penyebab lupa
a.       Factor penguat hafalan
b.      Penyebab lupa
Fasal 13
Sumber dan penghambat rizki, penambah dan pemotong usia
a.       Sumber dan penghambat rizki
b.      Kesehatan badan
Kalimat penutup kitab








Pengantar Edisi Baru
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد الله الذى امدنا بالايمان والاسلا, وانعمنا بالعلم والعرفان, والصلاة والسلام على سيدنا محمد الذي كمل علوم الأ ولين, ومعارف الاخرين, وأصحا به الطيبين, وأتباعه الصالحين, امين.
Dengan penuh syukur kepada Allah SWT, bersama ini kami haturkan edisi baru terjemah Ta’lim Muta’allim, karangan Syaikh zarnuji. Sesungguhnya naskah ini teah cukup lama disiapkan, tetapi karena berbagai alasan, maka baru sekarang dapat di terbitkan. Alhamdu lillahi rabbi alamin.
Kepada para pembaca kami sampaikan banyak terima kasih atas perhatian dan atensinya yang hangat; baik berupa surat, hubungan telphon maupun ketemu langsung dengan kami. Terima kasih juga saya haturkan kepada panitia-panitia seminar/halaqoh untuk membedah kitab Ta’lim Muta’allim yang ada pada umumnya mengundag saya turut berbicara. Semua itu merupakan sumbangan kongkrit bagi tersusunnya naskah edisi baru ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada penerbit menara kudus, yang telah menerbitkan (edisi pertama) dan menyebarkan hingga cetak ulang ke 26/2006
Perlu dinyatakan disini, bahwa penulisan buku sekarang, secara teknis telah mendapat banyak sekali kemudahan, yaitu dengan berkembangnya teknologi digital yang mudah didapat dan mudah pula digunakan. Dalam menyusun naskah edisi baru ini, penerjemah dimudahkan oleh kitab digital, dimana kami temukan naskah Ta’lim Muta’allim dalam edisi maktabah syamilah, pada program kutub basabtren. Karena itu, kami berharap agar edisi baru ini menjadi lebih sempurna serta nyaman untuk dibaca dan diresapi.
Seperti halnya edisi pertama, lewat edisi baru ini pula penerjemah mengharapkan saran, usul, kritik dan respon dari para pembaca, demi kesempurnaan lebih lanjut. Terima kasih, semoga rahmat Allah SWT senantiasa berlimpahan untuk kita semua. Amien.
Yogyakarta, 12 Rabi’ul Awal 1428/ 1 April 2007
Hormat kami, penerjemah
H. Aliy As’ad






Pendahuluan
(Edisi Baru)
بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam pendahuluan untuk edisi baru ini, dimuat kembali beberapa hal yang ada dalam pendahuluan pada edisi awal. Berbagai hal baru juga akan dimuat disini, dengan harapan dapat lebi menyempurnakan pengetahuan kita bersama.
Seperti dimaklumi, bahwa penerjemah kiyab Ta’lim Muta’allim thoriqot ta’allum kedalam bahasa Indonesia yang kami tulis dengan judul baru bimbingan bagi penuntut ilmu pengetahuan ini, telah terbit atas jasa pernerbit menara kudus semenjak tahun 1979. Dan Alhamdulillah, setiap tahun dicetak ulang sampai sekarang, meskipun tanpa dinyatakan disitu tahun-tahun percetakannya, sebagaimana lazimnya buku-buku yang beredar. Hal demikian, menurut penerbit kami, adalah karena alasan efisiensi biaya demi dapat dipertahankannya harga jula yang relatif murah. Menurut catatan penerbit, setiap kali cetak menghasilkan sebanyak lebih kurang 3000 exemplar, dan yang terakhir tahun 2006 terhitung cetakan ulang yang ke 26. Karena itu. Cetakan ke 1 untuk edisi baru ini dihitung sebagai cetakan yang ke 27.
Berdasarkan informasi awal, buku terjemah ini banyak digunakan oleh para santri di berbagai pesantren, masyarakat santri di berbagai majlis ta’lim, sebagian mahasiswa dan akhir-akhir ini oleh para pelajar tingkat menengah atas trutama di daerah istimewa Yogyakarta. Alhamdulillahi haqqa hamdih, dan kami menghaturkan banyak terima kasih kepada para pembaca, atas dukungan dan pemakaian kitab terjemah ini. Semoga kita bersama-sama mencapai sukses dalam ilmu dan amal serta kebahagiaan disisiNya, sebagaimana harapan Syaikh az-zarnuji pada awal kitab Ta’lim Muta’allim karangan beliau ini. Amien.
Dalam edisi baru ini, kami telah mengikhtiarkan editing di banyak tempat, baik menyangkut redaksi maupun substansi. Juga dilengkapi dengan catatan kaki yang di harapkan dapat lebih memperkaya pengetahuan kita bersama. Meski demikian, tetap dirasa banyak kekurangannya, karena memang ilmu tidak pernah memberikan kepuasan. Ilmu justru menjanjikan kehausan, yaitu haus dan ingin segera menyelam pada kedalaman samudra ilmu yang tanpa batas. Di atas orang alim ada yang maha alim. Wallah a’lam.
1.       Biografi Syaikh Az-Zarnuji
Kata Syaikh adalah panggilan kehormatan untuk pengarang kitab ini. Sedang az-zarnuji adalah nama marga yang di ambil dari nama kota tempat beliau berada, yaitu kota zarnuj. Di antara dua kata itu ada yang menuliskan gelar burhanuddin (bukti kebenaran agama), sehingga menjadi Syaikh burhanuddin az-zarnuji1 (yusuf alyan sarki, mu’jamul mathbu’at, I/969).  Adapun nama personnya, sampai sekarang belum ditemukan litelatur yang menulisnya.
Zarnuj masuk wilayah irak2 al qurasyi, al jawahirul mudliah, II/312. Tapi boleh jadi, kota itu dalam peta sekarang masuk wilayah Turkistan (afganistan sekarang) karena ia berada didekat kota khoujanda3.
Memang tidak banyak di ketahui tahun kelahiran az-zarnuji, tapi diyakini beliau hidup dalam satu kurun dangan az-zarnuji yang lain. Seperti halnya az-zarnuji kita ini, az-zarnuji lain yang nama lengkapnya tajuddin nu’man bin Ibrahim az-zarnuji juga seorang ulama’ besar dan pengarang yang wafat tahun 640 H/ 1242 M4 yaqut al hamawi, mujma’ul buldan, IV/378.
Adapun tahun wafat Syaikh az-zarnuji itu masih harus dipastikan, karena ditemukan beberapa catatan yang berbeda-beda, yaitu tahun 591 H, 593 H, 597 H.
Syaikh az-zarnujibelajar kepada para ulama’ besar waktu itu.  Antara lain seperti disebut dalam Ta’lim Muta’allim :
1.       Burhanuddin ali bin Abu bakar al marghinani, ulama’ besar bermazhab hanafi yang mengarang kita al hidayah suatu kitab fiqih rujukan utama dalam mazhabnya. Beliau wafat tahun 593 H/ 1197 M.
2.        Ruknul islam Muhammad bin Abu bakar, popular dengan gelar khowazir zadeh atau Imam zadeh. Beliau ulama’ besar ahli fiqih bermazhab hanafi, pujangga sekaligus penyair, pernah menjadi mufti di bochara dan sangat mashur fatwa-fatwanya. Wafat tahun573 H/ 1177 M.
3.       Syaikh hammad bin Ibrahim, seorang ulama’ ahli fiqih bermazhab hanafi, sastrawan dan ahli kalam, wafat tahun 576 H/1180 M.
4.       Syaikh fakhruddin al-kasyani yaitu Abu bakar bin mas’ud al kasyani, ulama’ fiqih bermazhab hanafi, pengarang kitab bada-I’us shanai’. Wafat tahun 587 H/ 1191 M.
5.       Syaikh fakhruddin qadli khan al-ouzjandi, ulama’ besar yang terkenal sebagai mujtahid dalam mazhab hanafi, dan banyak kitab karangannya. Beliau wafat tahun 192 H/ 1196 M.
6.       Rukhnuddin al farghani yang di gelari al adib al mukhtar (sastrawan pujangga pilihan), seorang ulama’ ahli fiqih bermazhab hanafi, pujangga sekaligus penyair. Wafat tahun 594 H/ 1198 M.
Melihat para guru beliau, maka syikh az-zarnuji adalah seorang ulama’ ahli fiqih bermazhab hanafi dan sekaligus menekuni bidang pendidikan. Plessner, seorang orientalist, menyebutkan dalam ensiklopedinya, disamping ahli fiqih Syaikh az-zarnuji juga di kenal sebagai seorang filusuf arab5. (plessner, al mausu’ah al islamiyyah lil mustasyriqin, X/345)
Kitab karangan Syaikh az-zarnuji, satu-satunya pusaka yang tetap abadi sampai sekarang adalah Ta’lim Muta’allim ini. Dalam keyakinan kita, sebagaimana lazimnya ulama’ besar yang hidup pada abad VI-VII Hijrah, tentu masih banyak kitab karangan yang lain. Boleh jadi manuskripnya hilang dari museum penyimpanan sebelum sempat diterbitkan, atau turut dihancurkan dalam peperangan  bangsa mongol yang terjadi di abad itu juga.
2.       Perjalanan Kitab Ta’lim Muta’allim
Pertama kali di ketahui, naskah kitab ini di cetak di jerman tahun 1709 M oleh ralandus, di labsak/libsik tahun 1838 M oleh kaspari dengan tambahan mukaddimah oleh plessner, di marsadabad tahun 1265 H, di qazan tahun 1898 M menjadi 32 hal, dan tahun 1901 M menjadi 32 hal dengan tambahan sedikit penjelasan atau syarah dibagian belakang, Tunisia tahun 1286 H menjadi 40 hal, Tunisia astanah tahun 1292 H menjadi 46 hal, dan tahun 1307 H menjadi 24 hal, di mesir tahun 1300 H menjadi 40 hal, tahun 1307 H menjadi 52 hal, dan juga tahun 1311 H6. Dalam wujud naskah berharkat (musyakkalah), dapat ditemukan dari penerbit al miftah, Surabaya.
Kitab Ta’lim Muta’allim thoriqot ta’allum pula telah disyarahi menjadi satu kitab baru tapi tanpa judul sndiri oleh asy-Syaikh Ibrahim isma’il  dan selesai di tulis pada tahun 996H7. Menurut penyarah yang ini, kitab tersebut banyak penggemarnya dan mendapat tempat selayaknya di lingkungan pelajar maupun para guru. Trutama, katanya, dimasa pemerintahan murad khan bin salim kha8, berarti abad ke 16 M. dan di Negara kita, kitab syarah inilah yang beredar luas dari para penerbit Indonesia sendiri.
Perlu dicatat disini, bahwa kitab Ta’lim Muta’allim juga telah sadur dalam bentuk nadhom (puisi, pantun) yang gubah dengan bahar rojaz menjadi 269 bait oleh ustaz ahmad zaini, solo jawa tengah. Naskahnya pernah di terbitkan oleh maktabah nabhaniyah kubro, Surabaya jawa timur, nama penerbit musthafa babil halabi, mesir, dibawah tashih ahmad sa’ad ali, seorang ulama’ al azhar dan ketua lajnah tashih.
Penerjemah kedalam bahasa asing tentu telah banyak dilakukan. Terjemahan dalam bahasa turki di lakukan oleh abdul majid bin nashuhbin Israel, dengan judul baru irsyadut thalibin fi Ta’lim Muta’allim9. Kh hammam nasruddin, grabag mangelang, juga telah menerjemah kedalam bahasa jawa, dengan system italic atau yang di kenal dengan istilah makna jenggot10. Dan kali ini di tangan pembaca terdapat terjemah kedalam bahasa Indonesia.
3.       Isi Kitab Ta’lim Muta’allim
Pertama kali basmalah, di lanjutkan hamdalah dan sholawat selayaknya, kemudian menyatakan judul kitab bernama Ta’lim Muta’allim thoriqot ta’allum. Makna judul ini telah di sesuaikan dengan materi pokok muatannya, seperti yang telah diabtraksikan dalam alenia sebelumnya. Dan sebelum itu juga telah di uraikan maksud penyusunannya.
a.       Method belajar
Kemudian Syaikh az zarnuji baru mulai menguraikan materi pokokkitb, yang seluruhnya tersusun sistematis dalam 13 fasal. Di mulai dengan pengertian serta keunggulan ilmu dan fiqih, hokum menuntut ilmu, kemudian niat dan motifasi belajar. Juga ditegaskan tentang kemuliaan ilmu dan ahli ilmu atau ulama’
Sampai disini, seseorang tentu telah siap mulai belajar, sebabsudah mengerti bidang studynya, gurunya, teman belajarnya, niat dan motifasinya, serta nilai prestise ilmu. Karena itu kemudian di anjurkan agar pelajar sanggup berbuat secara serius, istiqomah, keinginan tinggi dan dengan penuh ketabahan. Ditekankannya penghargaan terhadap ilmuserta bagaimana cara menghargai ilmu dan ahli ilmu, diharapkan dapat menimbulkan efek positif yaitu efek psychis yang proporsional menurut agama dalam mensikapi ilmu dan ulama’, bahwa setiap orang harus menghargai imu dan ulama’, karena ilmu adalah modal dasar lahirnya sebuah pradaban.
Dalam fasal-fasal berikutnya, az zarnuji memaparkan pranata teknis belajar, baik pranata lahiriah maupun batiniah atau spiritual. Ditegaskan kapan mulai belajar, berapa kuantitasnya, dan diberikan juga methode menghafal pelajaran. Tentang sikap batiniah selama belajar, ditegaskan disini tentang tawakkal, ukhwah atau solidaritas, tahu diri, menjaga diri atau iffah, wara’ , apresiasi juga istifadah.
Pada bagian akhir, dipaparkan sarana pendukung pelajar. Disinilah masalah rizki, panjang umur dan kesehatan.
Kesimpulannya az zarnuji tampak mencoba merumuskan methode belajar yang komprehensif holistic; yaitu metode dengan prespektif dan moral bahkan spiritual sebagai paradigmanya. Suatu tantangan bagi kita yang berkopenten dibidang pendidikan untuk memahami dan merumuskan kembali apa yang selama ini kita lakukan, demi kemajuan di hari depan.
b.      Tentang hadits
Dalam Ta’lim Muta’allim dinukil tidak kurang dari 21 matan hadits Nabi SAW. Selain satu hadits, kesemuanya dicantumkan dalam tata adab, dan bukan sebagai hujjah untuk tata huku syar’i. para ulama’ sependapat bahwa hadits-hadits tidak shahih boleh di pegangi untuk fadloilul amal, termasuk tata adab atau akhlak, selama isinya tidak bertentangan dengan al-qur’an dan hadits rasulullah saw.
Adapun satu hadits yang di cantumkan sebagai hujjah untuk menentukan hokum syar’I adalah tercantum pada fasal 1 A, yaitu :
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
(menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim, laki- laki maupun perempuan)
Hadits ini digunakan sebagai dalil untuk menentukan hokum wajib dalam menuntut imu. Karena itu, harus di tentukan status ke-shahih-annya. Berikut kami kemukakan analisanya secara singkat.
Hadits semakna dengan ini ada diriwayatkan oleh at thabrani (260-360) asy syi’bi dari ibnu abbas11, juga diriwayatkan oleh al baihaqi (384-458) pada sanad ziyad bin amir dari anas bin malik, sanad tsabit dari anas bin malik, dan sanad athiyah dari Abu sa’id12, bahwa rasulullah saw bersabda :
طلب العلم فريضة على كل مسلم
(menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim)
Al bazzar (215-292H) juga meriwayatkan hadits ini, dan menyatakan bahwa perawinya shahih13.
Hadits ini pula meriwayatkan oleh Imam at tirmidzi (209-279H), pada sanad Muhammad bin sirin dari anas bin malik dari rasulullah saw. Hadits riwayat tirmidzi ini, menurut Imam suyuty mengemukakan bahwa pendapat Imam nawawi adalah dho’if sanadnya namun shahih isinya. Tapi Imam jamaluddin al mizzi, murid Imam nawawi, itu menyatakan bahwa banyak jalan periwayatan hadits tersebut tidak kurang dari 50 jalur sanad. Sehingga dengan demikian dapat emncapai tingkat hadits hasan. Lalau menurut ibnu katsir, bahwa jumhur ulama’ berhujjah dengan hadits hasan adalah bagaikan berhujjah dengan hadits shahih14.
Untuk di ketahui juga bahwa ada hadits lain yang semakna tetapi redaksi berbeda, yaitu diriwayatkan oleh Imam al baihaqi (384-458H) dengan sanad Abu atikah dari anas bin malik15. Dan diriwayatkan oleh ad dailami (445-509H) dari anas bin malik16 juga, bahwa Nabi SAW bersabda :
اطلبوا العلم ولوباالصين, فان طلب العلم فريضة على على كل مسلم
(tuntutlah ilmu meskipun di china, karena menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim)
4.       Kitab Ta’lim Muta’allim Di Indonesia
Belum pernah diketahui secara pasti, kapan kitab Ta’lim Muta’allim pertama kali masuk ke negeri kita (Indonesia). Jika di asumsikan Ta’lim Muta’allim dibawa oleh para wali songo, maka kitab tersebut telah di ajarkan disini mulai abad 14 M. tapi jika diasumsikan bahwa dia masuk bersamaan priode kitab-kitab karangan Imam nawawi banten17, maka Ta’lim Muta’allim baru masuk ke Indonesia pada akhir abad ke 19 M. jika diasumsikan pada prespektif madzhab syafi’I sedangkan Ta’lim Muta’allim bermazhab hanafi, maka kitab itu masuk lebih belakangan lagi.
Berdasarkan tiga asumsi diatas, maka kitab tersebut diajarkan di Indonesia pertama kali tentu tidak di sekolah-sekolah, karena waktu itu masih dalam era kolonia dan mereka tidak pernah mendirikan sekolah agama islam. Satu-satunya kemungkinan, dan insya Allah SWT ini pasti, yaitu diajarkan pertama kali di pondok pesantren.
Keyataan yang ada sampai sekarang, Ta’lim Muta’allim sangat popular disetiap pesantren, bahkan, bahkan seakan menjadi buku wajib bagi setiap santri. Sedangkan di madrasah luar pesantren, apalagi disekolah negeri, kitab tersebut tidak pernah dikena; dan sebagian kecil mulai mengenalnya semenjak diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Hipothesa ini di perkuat dengan kenyataan adanya perbedaan sikap moral keilmuan yang dimiliki oleh para alumni pesantren dengan alumni sekolah-sekolah non pesantren. Sikap keilmuan para alumni pesantren rata-rata lebih moralis dibanding yang non pesantren. Keilmuan alumni pesantren sarat dengan nilai moral spiritual sebagaimana yang diajarkan dalam Ta’lim Muta’allim sementara yang non pesantren relative kecil atau bahkan hampa dari nilai-nilai tersebut.
Hal demikian, karena Ta’lim Muta’allim sebagai metode belajar, seperti dikemukakan didepan, adalah meletakkan akhlak sebagai paradigm dasarnya. Karena itu pesantren tidak pernah terjadi unjuk rasa santri kepada kiyai, sedang disekolah non pesantren  terjadinya demo siswa atau mahasiswa kepada pimpinan sekolah atau universitasnya adalah kebiasaan yang mudah ditonton. Logis demikian, karena thoriqoh ta’allum-nya juga berbeda. Para santri akrab dengan ta’dhimul ilmi wa ahlihi, barakatul ilmi wa ahlihi yang diperkenalkan dalam kitab ini, sedang non santri masih asing dengan kata-kata tersebut.
Meski demikian, tidak berarti pesantren lebih sempurna disbanding sekolah non pesantren. Sekali lagi, tidak boleh disebut begitu. Hal demikian disebabkan masih minimnya sarana fasilitas yang ada dipesantren. Kalau saja pesantren yang selama ini telah hidup mandiri itu dapat dilengkapi dengan sarana pendidikan modern, niscaya alumninya lebih mantab dengan berbagai edded value yang mereka peroleh. Misalnya alat-alat peraga, perpustakaan yang memadai, digitalizing system, laboratorium keilmuan, social dan sebagainya. Tapi semua ini sangat tergantung dengan uang, suatu mahluk yang sering disebut necessary evil (setan jahat yang diperlukan).
Wallah  A’lam
Yogyakarta, 12 robi’ul awal 1428/ 1 april 2007
Penerjemah (H. aliy As’ad)
MUKADDIMAH
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد الله الذى فضل على بنى ادم بالعلم والعمل على جميع العالم, والصلاة والسلام على محمد سيدالعرب والعجم, وعلى اله واصحابه ينابيع العلوم والحكم.
Segala puji bagi Allah SWT SWT SWT, tuhan yang mengunggulkan manusia atas semesta alam dengan ilmu dan amal mereka; shalawat semoga melimpah untuk Muhammad, penghulu arab dan ajam, juga keluarga dan para sahabat beliau, sumber-sumber ilmu dan hikmah.
وبعد
Kemudian sesudah itu
A.      Latar belakang penyusun
فلما رايت كثيرا من طلاب العلم فى زماننا يجدون الى العلم ولا يصلون اومن منا فعه وثمرا ته – وهى العمل به والنشر- يحرمون, لما أتهم أخطأوا طرائقه وتركوا شرا ئطه, وكل من أخطأ الطريق صل ولا ينال المقصود, قل أو جل –
Setelah saya melihat banyak penuntut ilmu disaat ini pada tekun belajar tetapi tidak berhasil menggapai manfaat dan buahnya yaitu aplikasi ( mengamalkan ) ilmu dan pengembangannya, karna mereka salah jalan dan mengabaikan persyaratan, padahal siapapun salah jalan tentu tersesat dan gagal mencapai tujuan, kecil maupun besar,
فأردت واحببت ان ابين لهم طريق التعلم, على ما رايت فى الكتب وسمعت من أساتيذى أولى العلم والحكم –
Maka dengan senang hati, saya bermaksud menjelaskan tentang tarikah ta’allum ( cara belajar ), sesuai dengan apa yang say abaca dari berbagai kitabdan yang saya dengar dari para guruku yang alim dan arif itu;
رجاء الدعاء لى من الراغيبين فيه المخلصين, بالفوز والخلاص فى يوم الدين
Penuh harapanku akan dukungan do’a dengan hati yang tulus dari para pecinta ilmu, semogalah memperoeh kebahagiaan dan sentosa dihari kemudian.
بعد مااستخرت الله تعالى فيه
Demikianlah, setelah terlebih dahulu saya beristikharah sebagaimana mestinya.
B.      Judul dan isi buku
وسميته : تعليم المتعلم طريق التعلم.
Selanjutnya, kitab tersebut saya beri judul ta’limul muta’allim tariqat ta’allum ( pelajaran bagi pelajar / penuntut ilmu jalannya belajar )

وجعلته فصولا : فصل فى ما هيو العلم والفقه, وفضله , فصل فى النية فى حال التعلم فصل فى ا ختيار العلم والاساتذ زالشريك والثبات, فصل فى تعظيم العلم واهله , فصل فى الجد والموا ظبة والهمة, فصل فى بداية السبق وقدره وترتيبه, فصل فى التوكل, فصل فى وقت التحصيل, فصل فى الشفقة والنصيحة, فصل فى الاستفادة واقتباس الادب, فصل فى الورع, فصل فيما يورث الحفظ, وفيما يورث النسيان, فصل فيما يجلب الرزق وفيما يمنع , وما يزيد فى العمر وما ينقص .
Saya muatkan didalamnya beberapa fasal:
Fasal 1 tentang Pengertian Imu, Fiqih dan Keutamaannya
Fasal 2 tentang Niat dalam Belajar
Fasal 3 tentang Memilih Ilmu, Guru, Teman dan Tentang Ketabahan
Fasal 4 tentang Penghormatan terhadap Ilmu dan Ulama’
Fasal 5 tentang Ketekunan, Kontinuitas dan Minat
Fasal 6 tentang Permulaan Belajar, Kuantitas Dan Tatib Belajar
Fasal 7 tentang Tawakkal
Fasal 8 tentang Waktu Keberhasilan
Fasal 9 tentang Kasih Sayang Dan Nasihat
Fasal 10 tentang Istifadah
Fasal 11 tentang Waro’ Ketika Belajar
Fasal 12 tentang Penyebab Hafal Dan Penyebab Lupa
Fasal 13 tentang Sumber Dan Penghambat Rizki, Penambah Dan Pemotong Usia
وفيقى الا بالله, عليه توكلت واليه أنيب.
Hanya kehadirat Allah SWT SWT aku memohon Taufiq, kepadanya pula aku berserah diri dan kesanalah aku akan kembali.

صدق الله العظيم

Komentar

Postingan populer dari blog ini

terjemah kitab at - taqriratus sadidah

contoh soal utntuk akhlak lil banin

SOAL SAFINATUN NAJA UNTUK SMP 1 , 2 DAN 3